Kamis, 29 November 2012

Perbankan Syari'ah


Oleh: ASMAUL CHUSNA
EKONOMI ISLAM, FAKULTAS AGAMA ISLAM, UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN

perbankan konvensional vs islam Perbankan Konvensional VS Islam di Malaysia. Apa Bezanya? Apa Pilihan Anda?

Sekarang ini di Malaysia ada perbankan Islam dan perbankan konvensional. Tetapi selepas ramai yang menggunapakai produk perbankan Islam, ada yang mula sangsi & mempertikaikan kredibiliti perbankan Islam menawarkan pinjaman yang “bertopengkan Islam”. Benarkah begitu? Adakah Islam hanya pada nama? Pelaksanaan yang sebenarnya ditolak ketepi?
Kalau dah nama pinjaman Islam sepatutnya tidak membebankan, tetapi malangnya lain pula jadinya. Corak perniagaan perbankan Islam masih ditakuk lama cuma terdapat beberapa terma yang telah ditukar untuk dijadikan daya penarik kepada pelanggan mereka. Adakah anda orangnya?
Walaupun ada usaha mewujudkan perbankan Islam yang sebenar-benarnya tetapi masih “belum mampu” dan dilihat masih lagi gagal. Sebab apa? Sebenarnya selagi di Malaysia ada 2 jenis perbankan iaitu :
  1. Perbankan Konvensional
  2. Perbankan Islam
Sampai bila-bila pun, Perbankan Islam yang sebenarnya tidak mampu dilaksanakan dengan baik.  Di mana boleh diistilahkan sebagai “cannibalize conventional banking”. Lihatlah apa yang berlaku sekarang ini, seawal dahulu rancanganya cawangan Perbankan Islam, kebanyakan adalah bank komersial sepatut beroperasi di bawah autonomi mereka sendiri. Tetapi malangnya, lama-kelamaan perbankan konvensional mula terasa “hangat” dan “bisa”  kehadiran perbankan Islam. Akhirnya apa jadi? Sudahnya bahagian Perbankan Islam diserapkan ada perbankan konvensional juga.
by Staff Berita Semasa on January 31, 2012
http://beritasemasa.com/perbankan-konvensional-vs-islam-malaysia

Prestasi Bank Mega Syari'ah


Compact_motormudik

PT Bank Mega Syariah membukukan pembiayaan untuk kendaraan bermotor sebesar Rp1,8 triliun hingga September 2012.

Direktur Utama Bank Mega Syariah Beny Witjaksono menuturkan pembiayaan yang disalurkan untuk kendaraan bermotor merupakan pembiayaan terbesar kedua setelah sektor mikro.

“Pembiayaan untuk mikro masih yang terbesar, dengan porsi 65%. Setelah itu, joint financing untuk kendaraan bermotor,” paparnya, Selasa (27/11).

Untuk tahun depan, perseroan menargetkan pertumbuhan pembiayaan secara keseluruhan dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 15% dari pencapaian tahun ini. Adapun per kuartal III/2012, pembiayaan perseroan menyentuh Rp5,6 triliun dan DPK sekitar Rp6,36 triliun.

Terkait aturan finance to value (FTV) yang disampaikan Bank Indonesia (BI) pekan lalu, Beny menerangkan pihaknya masih menunggu detil regulasi tersebut.

“Kalau sama persis, kami tinggal sesuaikan saja. Saya yakin syariah juga sudah mempersiapkan diri karena sudah diumumkan jauh-jauh hari. Jadi, mungkin bank syariah akan antisipasi dengan penyesuaian produk-produk tertentu,” ungkapnya.

Menurut Beny, Bank Mega Syariah merasakan adanya pelimpahan permintaan pembiayaan dari Bank Mega setelah adanya aturan loan to value (LTV). Dia beranggapan regulasi FTV akan membuat industri perbankan syariah lebih prudent, meskipun memang membutuhkan masa penyesuaian. (arh)


http://www.bisnis.com/articles/bank-mega-syariah-catat-pembiayaan-kendaraan-rp1-8-triliun

Masalah Ekonomi di Indonesia :




Oleh : ASMAUL CHUSNA
Ekonomi Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Yudharta Pasuruan









Masalah Ekonomi di Indonesia : Secara umum, kita semua sudah tahu apa-apa saja yang menjadi masalah dan sumber masalah Ekonomi di Indonesia. seperti masalah pengangguran, kemiskinan, sulitnya kesehatan, sulitnya pendidikan, keamanan dan sebagainya. atau penyebab dari ulah para koruptor, ulah orang-orang yang ingin menang sendiri, dan lain sebagainya.
Namun dalam artikel ini kita akan lebih membahas bagaimana sebenarnya solusi untuk masalah ekonomi Indonesia tersebut. Dalam pemilihan presiden 8 Juli 2009 lalu para capres dan cawapres mengusung isu ekonomi dalam visi misinya. Hal ini terlihat jelas dengan adanya pemberian porsi khusus dalam masalah ekonomi.
Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – Boediono mengatakan tidak akan menyerahkan Lanjut membaca